Tuesday, January 15, 2019

Cerita Perjuangan jadi Ibu (1)

Sudah lama rasanya nggak update blog. Banyak sekali cerita yang terlewati di tahun 2018 kemarin. Menurutku tahun 2018 merupakan tahun yang banyak sekali pelajaran hidup yang bisa aku ambil. Salah satunya di penghujung tahun 2018 aku resmi menjadi seorang ibu :). Kali ini aku mau share tentang pengalaman yang aku dapatkan ketika hamil sampai akhirnya melahirkan. Mungkin akan di bagi jadi beberapa postingan. 

Nah di postingan ini aku mau menceritakan pengalaman dari keguguran sampai akhirnya hamil lagi.

Februari 2018
     Rasanya masih ingat banget aku dan suami setelah mengetahui bahwa aku hamil untuk pertama kali setelah pernikahan kami pada bulan april 2017 lalu. Saat yang sangat di nantikan bagi tiap pasangan pengantin baru. Segala program dan cara-cara kami lakukan supaya garis 2 muncul di tes pack. Fyi, kami nggak program ke dokter ya. Hanya baca2 dari google dan info teman yg sudah memiliki anak.
      Yap, akhirnya garis 2 itu terlihat samar sekali hampir tak terlihat pada siang itu. Aku tes sendiri ketika suami sedang kerja. Aku begitu semangat memfoto dan kirim pesan singkat ke suami. Kasih kabar bahwa dia akan segera menjadi ayah! Sambil menunggu sore harinya bertemu suami, saya sambil searching tentang hasil testpack yang samar. Banyak yang bilang hasil testpack samar itu berarti ya positif hamil. Ada juga yang bilang belum tentu, bisa saja itu ada kesalahan jadi bisa di coba beberapa hari lagi atau lebih bagus ketika pagi hari urin pertama dihari itu. Seketika aku agak lemas rasanya, masih ada kemungkinan yg aku takuti. 
      Sore hari suami datang dan langsung menanyakan tentang hasil testpack tadi siang. Aku menceritakan tentang kemungkinan pada hasil testpack yang sangat samar. Alhamdulillah suami menguatkan, dia memberikan semangat dan optimis bahwa aku memang hamil. Malam itu juga suami mengajak aku untuk ke obgyn. Kebetulan aku ikut suami tinggal di kota yang hanya memiliki 3 orang obgyn dan semuanya laki-laki. Kami pilih yang terdekat dari rumah, karena pikirnya semua sama saja. 
   “Belum ada tanda kehamilan”. Masih terngiang bagaimana dokter obgyn itu mengatakan bahwa aku belum hamil. Aku sampai berkali-kali meyakinkan dokternya untuk lebih detail lagi dalam mengecek kondisi rahimku. Tapi hasilnya nihil. Yang lebih menyakitkan dokternya bilang “maaf ya bu kalau saya liat dari karakteristik fisik anda bisa diliat bahwa anda seorang pcos.” Apalagi ini, aku nggak paham apa yang dokter katakan. Dia menjelaskan bahwa pcos itu sulit hamil, cirinya banyak bulu di sekitar wajah, kaki,tangan dan mungkin daerah lain. Kulit wajah berjerawat, dan haid yang tidak teratur. Okay, mungkin dia bisa saja benar. Tapi haid yang tidak teratur itu tidak terjadi pada saya. Dari beberapa bulan sebelum menikah sampai akhirnya saya bertemu dengan dokter ini pun saya selalu mencatat jadwal haid saya dan hasilnya selalu teratur. 
      Suami saya menyuruh saya mengakhiri saat konsultasi tersebut. Ketika sudah dirumah dia mengaku kesal dengan apa yang dokter itu katakan. Dia merasa dokter tersebut asal ngomong terkait pcos, dan tidak mau kembali lagi ke dokter itu. Kemudian beberapa hari kemudian saya cek lagi ternyata garis samarnya semakin jelas terlihat. Suami mengajak untuk periksa ke dokter yang kedua. Oh iya, belum ada tanda-tanda kehamilan seperti mual, muntah, badan sakit, payudara yang nyeri. 
           Kali ini hasil pemeriksaan mengatakan saya belum hamil (lagi). Katanya hal ini bisa saja terjadi ketika awal kehamilan kantung kehamilan bisa belum terlihat jelas, jadi beliau menyarankan untuk kembali lagi setelah 2 minggu. Dan lagi, saya di bilang sepertinya anda pcos ya?? Dan dokter yang ini tanpa permisi pegang kaki saya yang memang berbulu. Sebagai penguat bahwa saya pcos. 
           Apa yang terjadi setelah itu? Saya stres, setelah membaca tentang pcos. Rasanya nggak percaya. Oh iyaa ternyata ada tes lab gitu untuk mengetahui apakah kita benar pcos. Correct me if i wrong! Tapi apakah hanya dilihat secara fisik bisa di indikasikan saya pcos? Sedangkan tes lab saja saya belum. Usg pun dokter bilang ukuran sel telur saya normal. 
     Baiklah tinggal 1 dokter lagi yang available di kota itu. Berharap kalau dia jauh lebih baik dari 2 dokter yang kemarin. 2 hari kemudian saya datangi dokter yang terakhir itu. Saat-saat USG sangat mendebarkan. Dan rasanya saya sudah tidak se-excited kemarin-kemarin. “Selamat ibu hamil” begitu kata pak dokternya. Saya masih nggak percaya dia bilang usia janin masih 2 minggu. Saya di kasih vitamin dan arahan-arahan untuk menjaga janin saya. Dan dokter ini tidak mengeluarkan kata-kata pcos. Tapi saya jadi penasaran. Jadi saya tanyakan ke beliau. Beliau mengatakan bahwa tidak bisa begitu saja melihat bahwa orang itu pcos atau tidak perlu pemeriksaan lebih lanjut. Beliau bilang ciri itu ada pada saya, tapi bisa saja itu bukan karena pcos. Saya LEGA! Dan saya memutuskan untuk langganan dengan dokter ini. Akhirnya menemukan dokter yang nggak asal judge gitu aja, menjelaskan secara detail dan tidak terburu-buru. Alhamdulillah.. 
       Besoknya kebetulan ada acara dikantor dan bertemu dengan teman-teman. Selepas acara beberapa ibu-ibu mengajak saya untuk ikutan makan-makan bakso. Oke saya ikut kebetulan karena saya juga senggang. Rasanya pengen banget kasih tau semua orang kalau saya hamil. Tapi pantang kayaknya masih rawan gini. Jadi saya diam dulu tidak memberi kabar kehamilan saya. Malam harinya tiba-tiba perut rasanya sakit banget. Saya mengira salah makan apa ya? Atau gara-gara sambel? Tapi tadi nggak pedas juga. Saya segera ke kamar mandi untuk buang air kecil, dan di cd terlihat bercak darah. Saya panik!
        Tapi, saya pernah baca bercak darah salah satu pertanda awal kehamilan. Agak sedikit lega tapi masih saja khawatir. Saya segera cerita sama suami. Suami menenangkan dan mencoba untuk berpikir positif. 
        Esok harinya darah yang keluar semakin banyak! Mirip darah haid. Perut saya sakit pinggang pegal seperti saat nyeri haid. Ya Allah apalagi ya ini? Saya takut sekali rasanya. Kok darahnya nggak wajar keluarnya.. saya telepon suami dan siang itu juga saya segera mengunjungi dokter obgyn. 
      Ketika sudah diperiksa demikian rupa, dokter menyarankan saya untuk bedrest, dan minum obat penguat janin. Beliau bilang seminggu lagi saya disuruh kembali untuk memastikan detak jantung janin dalam rahim saya. Siapapun pasti akan lemas ketika mendengar kabar yang tidak pasti akan kemungkinan buruk yang akan terjadi. Itu yang terjadi pada saya. Baru saja merasakan bahagia bahwa di rahim saya sedang ada manusia yang bertumbuh. 
       Singkat cerita, semua saran dokter saya lakukan. Bed rest nggak kemana-mana selama seminggu dan minum obat penguat janin. Seminggu yang terasa lama itu akhirnya datang. Dokter periksa ini itu dan mengatakan bahwa janin tidak berkembang. Dan menanyakan apakah darah masih keluar? Apakah pernah terlihat ada gumpalan agak besar yang keluar? Dan itu semua yang terjadi pada saya. Lemas, sedih, ingin menyalahkan diri sendiri, mengingat-ingat apa saja yang saya lakukan sehingga mengakibatkan keguguran. Dokter menjelaskan bahwa rahim saya sudah bersih. Mungkin hanya itu kabar baik yang saya dengar saat itu. Kenapa? Karena jika rahim sudah bersih artinya saya tidak perlu tindakan kuretasi dan saya bisa langsung promil lagi setelah melewati 1 kali haid dokter bilang. Pulangnya saya diberikan obat pembersih rahim? Aku lupa namanya. Setelah minum obat itu darahnya nggak semakin banyak dan tidak ada rasa mulas diperutku seperti yang aku takutkan. Ya mungkin karena memang sudah bersih sendiri itu. 
      Mungkin sampai sini dulu ceritanya. Next saya akan cerita tentang kehamilan kedua. Berharap tulisan ini bisa jadi penguat dan penyemangat untuk yang sedang berjuang untuk mendapatkan buah hati maupun yang mengalami hal yang sama dengan saya. Ditunggu ya!! :) 



No comments:

Post a Comment

Advertisement

Pengalaman Belanja properti foto Newborn di Aliexpress

      Hai, aku mau berbagi pengalaman buat yang mau belanja di Aliexpress. Kenapa belanja di Aliexpress? Emang nggak ribet? emang nggak maha...